RRI Mestinya Sudah Berkelas Internasional
Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris, foto : arief/hr
Dengan aset yang besar dan dukungan anggaran yang memadai mestinya Radio Republik Indonesia (RRI) sudah menjadi stasiun radio berkelas internasional. Namun, kenyataan yang ada, RRI masih kalah jauh dengan salah satu radio swasta yang pendengarnya mencapai lebih dari 1 juta. Sementara RRI baru mencapai 75 ribu pendengar di seluruh Indonesia.
Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengemukakan hal tersebut saat mengikuti rapat dengar pendapat Komisi I dengan Dewan Pengawas dan Direksi RRI, Selasa (23/1/2018). “Kita ingin melihat RRI seperti BBC. Saya ini pendengar radio di jalan. Pada 2014 lalu mestinya RRI sudah luar biasa dengan dukungan infrastruktur dan aset yang besar. Dan pada 2018 ini mestinya RRI juga sudah menjadi broadcast berkelas internasional,” tegasnya.
Belum ada yang signifikan dari langkah RRI untuk membangun dan merubah diri menjadi radio berkelas yang didengar jutaan pendengar. “Saya mau tahun depan sudah mencapai 1 juta pendengar, gimana pun caranya. Masa RRI kalah dengan radio milik pemda. Kita ingin melihat RRI sebagai alat negara bisa mendorong kepentingan negara,” harap politisi PDI Perjuangan tersebut.
Ditambahkan Charles, sebagai radio pemerintah, RRI juga sangat efektif mendengungkan ideologi Pancasila dan menolak paham-paham radikalisme. Disinilah pentingnya RRI meningkatkan rating pendengarnya agar semua program pemerintah bisa disosialisasikan lewat corong RRI. “Namun, bagaimana mungkin dengan pendengar 75 ribu kita bisa mendorong ideologi Pancasila dan melawan radikalisme,” kilahnya. (mh/sc)